blog*spot
get rid of this ad
Terali Picis


Wednesday, April 06, 2005

PERHATIAN!!!


Mulai saat ini seluruh tulisan EdSeN yang baru telah dipindahkan kedalam satu ruang blog khusus yang bernama http://www.EdSeN.blogspot.com, dimana ruang khusus tersebut adalah ruang utama atau pusat. Jadi, mulai sekarang keseluruhan dari 7(tujuh) blog EdSeN sebelumnya telah tidak diposting tulisan baru lagi. Terima kasih atas perhatiannya... Salam. ^_^



23:21
6 april 2005
rabu

EdSeN meneteskan darah pada saat 9:27 AM



Thursday, March 03, 2005

penantian hidup


dimana pena yang bertuliskan syair mentari?
sebab kehidupan telah lama menunggu selendang cahaya
yang datang melambaikan sinar-sinar hari,
secerah awan-awan yang pernah melintasi birunya langit,

seperti kuasa angin berkhalik,
menghembuskan malamnya untuk menyongsong fajar
setelah waktu berpaling ke seberang samudera,
aku masih saja menghantar nafas penantian
kepada mimpi-mimpi yang tidak pernah berkunjung
diantara sela-sela lelapku...



05:27
4 maret 2005
jumat

EdSeN meneteskan darah pada saat 1:50 PM



Thursday, February 03, 2005

bekas-bekas luka masa lalu


segenggam luka tertuang diatas tampah
telah menggurat darah kasih
yan membecek diseputar kakus...
namun mengapa masa lalu masih saja membekas?
menjedah keraguan dibalik bibir liat.

masa lalu yang berlalu,
dihari ini menjadi masa kini...



09:56
1 februari 2005
selasa

EdSeN meneteskan darah pada saat 4:48 AM



Thursday, January 20, 2005

kesombongan


hembusan angin yang merinding kuduk
telah membawa serta laras bersenapan luka
diantara desau murung pepohonan yang memancung raga
dan tulang kering dedaunan yang menyunting silam
akan kedatangan sebuah ilusi kematian...

pria itu telah melafalkan sesajak nafasnya,
yang terengah-engah membisu didalam bisiknya
hingga keringatnya pun membintik debu-debu diantara embun,
bersama sebatang puntung rokok yang mengabu
diantara asbak kekosongan...

selanjutnya,
penantian angkuh yang tak pernah kunjung tiba
tertebar disepanjang pelabuhan angkara
dengan mempertahankan sesudut kekerasan jiwa
yang masih saja penuh dengan ungkapan kesombongan...



01:38
18 januari 2005
selasa


EdSeN meneteskan darah pada saat 1:11 PM



Thursday, December 30, 2004

tragedi dimalam pergantian tahun


aku, dia, mereka, semuanya menyaksikan jelas
dengan mata kepala yang ada,darah mengalir dimana-mana,
ribuan jasad dan anggota tubuh yang terpisah
berhamburan memenuhi seluruh isi kota Aceh,
kini menjadi momok yang memilukan jiwa bangsa.

apakah ini sebuah wujud dari kemurkaan Tuhan?
marilah kita coba mengenyam semua masa lalu
kemudian menguak kembali arti sebuah karma
dari dosa apa yang telah pernah diperbuat,
mungkin kita telah melupakan,
atau mungkin juga kita telah menentang larangan
dan mengabaikan ajaran berserta perintahNya.

mohon jangan menggelengkan
dengan kedua tangan yang tersembunyi
sebab tanah yang retak telah meminum air mata dan darah
ribuan anak-anak perawan dosa dan pusaran ombak yang menyeruak kalap
pun telah melinting, memusnahkan seluruh tempat berlindung...
semuanya hancur merata dalam sekejap mata.

Nangroe Aceh Darusalam!!!
kini Indonesia menangis dan berkabung didalam kesedihan...
tragedi yang meninggalkan luka perih mengenaskan,
yang semustinya tak pantas terjadi disaat suasana pergantian tahun...
pahit getir yang terasa menyayat, mengiris
seluruh batin hingga seluruh lahir, teramat pedih,
sakit menyekarat ke ubun-ubun, rasa duka,
cemas yang terus berkepanjangan, tak habis berkelanjutan.

adik kecil... jangan menangis lagi, berdiam diri t'rus,
jongkok dan bingung dipojok puing itu,
kau tampak menggigil dan gemetar dikar'na ketakutan,
segeralah ayunkan sepasang tuas kakimu
untuk mencari tempat berlindung dari kedinginanmu...

adik kecil... janganlah merasa sungkan lagi tuk bertanya pada sekelilingmu
jikalau ingin mencari dan menemukan dimana sanak keluargamu.
cepatlah berlari sejauh mungkin selagi masih sempat,
untuk mendapatkan sesuap makananyang akan mengganjal isi perutmu
sebelum haus dan lapar datang menyapa tempurung lambung.

sesuatu yang harus kau ingat dan camkan sebaik mungkin,
haruslah tabah, seandainya nanti kau mengetahui
telah kehilangan kerabat dan sanak keluargamu,
karena Tuhan tak mungkin memberikan badai cobaan
yang tak sanggup dipikul oleh kedua pundak hambaNya...
apapun yang terjadi, janganlah lupa mengambil hikmahnya.

bergegaslah untuk berangkat... jangan menunda sedetikpun lagi!

sekarang, apa lagi yang musti ditunggu?
mereka sedang menanti uluran tangan...
doa serta dukungan kita adalah obat moril yang tak ternilai
untuk menyembuhkan luka pilu,
sebab desis rintihan tangis mereka adalah milik kita bersama.
sembuhkan luka mereka,
hentikan darah mereka,
keringkan air mata mereka,
agar kita bersama bisa tersenyum bahagia kembali
dimalam pergantian tahun berikutnya.



02:21
31 december 2004
friday


EdSeN meneteskan darah pada saat 11:20 AM



Monday, September 20, 2004

sangrilla yang tiada


dimana sangrilla itu?
mereka mencarinya dipegunungan tibet
akan tetapi apa yang mereka temukan?
hanya kekosongan dibalik penderitaan kesunyian,
dan sangrilla tak pernah ada.

kemudian mereka pun menerawang langit sepanjang malam,
yang ada hanyalah bulan yang tinggal separuh
dan sisanya termakan oleh awan merah dibalik kegelapan,
bintang-gemintang pun terhapus
semua terusir malam mendung.

terus lihat...
mereka pun coba membuat mesin waktu dengan tembikar,
mimpi apa lagi mereka semua?
karena sangrilla tak pernah ada sama sekali!



00:08
30 june 2004
wednesday

EdSeN meneteskan darah pada saat 5:33 AM



Tuesday, June 01, 2004

kesendirian


sebuah kotak kadus berisi pecahan gelas
yang telah basah oleh tumpahan anggur
bersama darah yang terus mengalir tiada henti
dari pelipis mata yang luka akibat sentilan rokok
yang membakar siluet martabat.

keping-keping harkat yang terus saja berkata
jikalau dia telah kehilangan ransel kehidupannya
dan rase-rase itulah yang telah mencurinya
hingga meninggalkannya terlanjang kedinginan
membeku ditengah salju yang menggigit.

eh coba lihat... dia sedang mengulum bongkahan es
untuk mempertahankan nafasnya yang tersisa
dan sebatang lilin yang masih enggan dinyalakan
tersimpan rapi didalam sakunya yang penuh tambalan,
aduh... sampai kapan dia akan menangis terus?
dia hanya menunggu serangga yang datang
melewati sepasang alisnya yang rontok
untuk dijadikan sarapan bagi lambungnya
yang telah keroncongan memohon rasa iba majikannya...



08:38
21 may 2004
friday

EdSeN meneteskan darah pada saat 2:47 AM


tiang-tiang cabul menyisip noda darah dibalik penjara!

Bercak-bercak darah terselip dibalik dinding duka, akankah penjara ini menjadi saksi kerangka yang menjadi debu dibalik batu-batu? lorong gelap yang mengundang cekam didalam setiap langkah, sarang laba-laba menghiasi tiang-tiang cabul yang terkunci didalam labirin mistik, mencoba menyisip noda diatas tanah lembab, berlumpur... jejak tapak kaki yang tak memberi petunjuk dimana jarum mata angin hendak pergi. Terali picisan yang selalu mengeluh akan sebuah tangis-rintih cinta ditengah malam...

Tulisan-tulisan kemarin

10/01/2003 - 11/01/2003
11/01/2003 - 12/01/2003
12/01/2003 - 01/01/2004
01/01/2004 - 02/01/2004
02/01/2004 - 03/01/2004
03/01/2004 - 04/01/2004
04/01/2004 - 05/01/2004
06/01/2004 - 07/01/2004
09/01/2004 - 10/01/2004
12/01/2004 - 01/01/2005
01/01/2005 - 02/01/2005
02/01/2005 - 03/01/2005
03/01/2005 - 04/01/2005
04/01/2005 - 05/01/2005

pesan & kesan

~*"Ruang Bilik Kamar EdSeN"*~

tetes-tetes darah yang membanjir didalam jeruji!

bagaikan derasnya air hujan yang mengguyur... Darah pun kian membanjir didalam penjara terkutuk ini, hanya ada rangka tengkorak menemani langkah kaki malam... Diiringi simfoni lengkingan setan yang bernyanyi, mewakili dentang sang waktu yang mati diseberang puri, tikus-tikus pemakan jasad bangkai berpesta pora didalam mistiknya kesunyian, dan ragam tarantula datang memberi berkah kematian dengan racun melelehkan seluruh daging dan kulit... Hingga akhirnya, tetes darah membanjir didalam jeruji!