blog*spot
get rid of this ad
Terali Picis


Tuesday, April 13, 2004

mengapa?


seperti retaknya satu tiang pancang
diantara ratusan pilar yang kerontang,
matanya masih saja menoleh kebelakang,
kebawah lembah yang terbengkalai.

mengapa?
sepasang kaki masih berlari tunggang-langgang
dengan sorot linglung yang membias
diantara semak-semak malam,
mungkin dia menyimpan hasrat bulan
dibalik fantasi kepompong mandul.

mengapa pula?
jemari tangan masih berusaha untuk merengut
sebutir komet yang tengah melewati kepalanya.
padahal dia pun telah tahu
jikalau bibirnya yang bilur takkan pernah mampu lagi
menyembunyikan biduk diujung pucuk pandan
dan kejora yang pupus dari tanggalan dahi.

mengapa?



07:52
11 april 2004
sunday

EdSeN meneteskan darah pada saat 1:44 PM


tiang-tiang cabul menyisip noda darah dibalik penjara!

Bercak-bercak darah terselip dibalik dinding duka, akankah penjara ini menjadi saksi kerangka yang menjadi debu dibalik batu-batu? lorong gelap yang mengundang cekam didalam setiap langkah, sarang laba-laba menghiasi tiang-tiang cabul yang terkunci didalam labirin mistik, mencoba menyisip noda diatas tanah lembab, berlumpur... jejak tapak kaki yang tak memberi petunjuk dimana jarum mata angin hendak pergi. Terali picisan yang selalu mengeluh akan sebuah tangis-rintih cinta ditengah malam...

Tulisan-tulisan kemarin

10/01/2003 - 11/01/2003
11/01/2003 - 12/01/2003
12/01/2003 - 01/01/2004
01/01/2004 - 02/01/2004
02/01/2004 - 03/01/2004
03/01/2004 - 04/01/2004
04/01/2004 - 05/01/2004
06/01/2004 - 07/01/2004
09/01/2004 - 10/01/2004
12/01/2004 - 01/01/2005
01/01/2005 - 02/01/2005
02/01/2005 - 03/01/2005
03/01/2005 - 04/01/2005
04/01/2005 - 05/01/2005

pesan & kesan

~*"Ruang Bilik Kamar EdSeN"*~

tetes-tetes darah yang membanjir didalam jeruji!

bagaikan derasnya air hujan yang mengguyur... Darah pun kian membanjir didalam penjara terkutuk ini, hanya ada rangka tengkorak menemani langkah kaki malam... Diiringi simfoni lengkingan setan yang bernyanyi, mewakili dentang sang waktu yang mati diseberang puri, tikus-tikus pemakan jasad bangkai berpesta pora didalam mistiknya kesunyian, dan ragam tarantula datang memberi berkah kematian dengan racun melelehkan seluruh daging dan kulit... Hingga akhirnya, tetes darah membanjir didalam jeruji!