blog*spot
get rid of this ad
Terali Picis


Thursday, December 30, 2004

tragedi dimalam pergantian tahun


aku, dia, mereka, semuanya menyaksikan jelas
dengan mata kepala yang ada,darah mengalir dimana-mana,
ribuan jasad dan anggota tubuh yang terpisah
berhamburan memenuhi seluruh isi kota Aceh,
kini menjadi momok yang memilukan jiwa bangsa.

apakah ini sebuah wujud dari kemurkaan Tuhan?
marilah kita coba mengenyam semua masa lalu
kemudian menguak kembali arti sebuah karma
dari dosa apa yang telah pernah diperbuat,
mungkin kita telah melupakan,
atau mungkin juga kita telah menentang larangan
dan mengabaikan ajaran berserta perintahNya.

mohon jangan menggelengkan
dengan kedua tangan yang tersembunyi
sebab tanah yang retak telah meminum air mata dan darah
ribuan anak-anak perawan dosa dan pusaran ombak yang menyeruak kalap
pun telah melinting, memusnahkan seluruh tempat berlindung...
semuanya hancur merata dalam sekejap mata.

Nangroe Aceh Darusalam!!!
kini Indonesia menangis dan berkabung didalam kesedihan...
tragedi yang meninggalkan luka perih mengenaskan,
yang semustinya tak pantas terjadi disaat suasana pergantian tahun...
pahit getir yang terasa menyayat, mengiris
seluruh batin hingga seluruh lahir, teramat pedih,
sakit menyekarat ke ubun-ubun, rasa duka,
cemas yang terus berkepanjangan, tak habis berkelanjutan.

adik kecil... jangan menangis lagi, berdiam diri t'rus,
jongkok dan bingung dipojok puing itu,
kau tampak menggigil dan gemetar dikar'na ketakutan,
segeralah ayunkan sepasang tuas kakimu
untuk mencari tempat berlindung dari kedinginanmu...

adik kecil... janganlah merasa sungkan lagi tuk bertanya pada sekelilingmu
jikalau ingin mencari dan menemukan dimana sanak keluargamu.
cepatlah berlari sejauh mungkin selagi masih sempat,
untuk mendapatkan sesuap makananyang akan mengganjal isi perutmu
sebelum haus dan lapar datang menyapa tempurung lambung.

sesuatu yang harus kau ingat dan camkan sebaik mungkin,
haruslah tabah, seandainya nanti kau mengetahui
telah kehilangan kerabat dan sanak keluargamu,
karena Tuhan tak mungkin memberikan badai cobaan
yang tak sanggup dipikul oleh kedua pundak hambaNya...
apapun yang terjadi, janganlah lupa mengambil hikmahnya.

bergegaslah untuk berangkat... jangan menunda sedetikpun lagi!

sekarang, apa lagi yang musti ditunggu?
mereka sedang menanti uluran tangan...
doa serta dukungan kita adalah obat moril yang tak ternilai
untuk menyembuhkan luka pilu,
sebab desis rintihan tangis mereka adalah milik kita bersama.
sembuhkan luka mereka,
hentikan darah mereka,
keringkan air mata mereka,
agar kita bersama bisa tersenyum bahagia kembali
dimalam pergantian tahun berikutnya.



02:21
31 december 2004
friday


EdSeN meneteskan darah pada saat 11:20 AM


tiang-tiang cabul menyisip noda darah dibalik penjara!

Bercak-bercak darah terselip dibalik dinding duka, akankah penjara ini menjadi saksi kerangka yang menjadi debu dibalik batu-batu? lorong gelap yang mengundang cekam didalam setiap langkah, sarang laba-laba menghiasi tiang-tiang cabul yang terkunci didalam labirin mistik, mencoba menyisip noda diatas tanah lembab, berlumpur... jejak tapak kaki yang tak memberi petunjuk dimana jarum mata angin hendak pergi. Terali picisan yang selalu mengeluh akan sebuah tangis-rintih cinta ditengah malam...

Tulisan-tulisan kemarin

10/01/2003 - 11/01/2003
11/01/2003 - 12/01/2003
12/01/2003 - 01/01/2004
01/01/2004 - 02/01/2004
02/01/2004 - 03/01/2004
03/01/2004 - 04/01/2004
04/01/2004 - 05/01/2004
06/01/2004 - 07/01/2004
09/01/2004 - 10/01/2004
12/01/2004 - 01/01/2005
01/01/2005 - 02/01/2005
02/01/2005 - 03/01/2005
03/01/2005 - 04/01/2005
04/01/2005 - 05/01/2005

pesan & kesan

~*"Ruang Bilik Kamar EdSeN"*~

tetes-tetes darah yang membanjir didalam jeruji!

bagaikan derasnya air hujan yang mengguyur... Darah pun kian membanjir didalam penjara terkutuk ini, hanya ada rangka tengkorak menemani langkah kaki malam... Diiringi simfoni lengkingan setan yang bernyanyi, mewakili dentang sang waktu yang mati diseberang puri, tikus-tikus pemakan jasad bangkai berpesta pora didalam mistiknya kesunyian, dan ragam tarantula datang memberi berkah kematian dengan racun melelehkan seluruh daging dan kulit... Hingga akhirnya, tetes darah membanjir didalam jeruji!